Kabupaten Supiori merupakan Kabupaten
Pemekaran dari Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten yang dibentuk dengan
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2003, mempunyai wilayah daratan dengan luas
sebesar 704,24 Km2 dan wilayah perairan seluas 5.993 Km2. Wilayah Kabupaten Supiori
sebagian besar terletak di Pulau Supiori dan sebagian lainnya di Pulau Biak. Jumlah penduduk Kabupaten Supiori hanya 19.182 jiwa, yang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling sedikit di Indonesia, berbeda sedikit dari Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara yang berpenduduk 23.934 jiwa.
Kondisi Geografis
Kondisi topografi daerah ini pada umumnya
bergunung-gunung dan hanya pada beberapa bagian tertentu saja yang merupakan
daerah datar hingga landai. Daerah yang datar dan landai tersebar di sepanjang
daerah pesisir pantai. Pada daerah yang datar dan landai inilah masyarakat
membangun pemukiman, berkebun, berladang dan melakukan aktifitas ekonomi
lainnya.
Kondisi tanah pada umumnya merupakan perkembangan dari bahan induk dengan struktur batu kapur. Kondisi tanah yang saat ini cukup baik bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Sebagian tanah lainnya merupakan tanah yang cukup subur dan potensial untuk berbagai usaha tani, baik tanaman holtikultura, tanaman perkebunan maupun tanaman industri dan lain-lain.
Kondisi iklim, khususnya curah hujan cukup baik untuk mendukung usaha pertanian di daerah ini. Menurut klasifikasi smith dan fergusson iklim di Kabupaten Supiori termasuk tipe A/B dengan bulan basah terjadi selama 6 (enam) bulan, bulan lembab selama 4 (empat) bulan dan bulan kering selama 2 (dua) bulan.
Menurut peta kawasan hutan dan wilayah perairan Provinsi papua, sebagian besar wilayah ini merupakan kawasan hutan suaka alam. Didaerah ini terdapat kawasan hutan seluas 45.384 ha atau sekitar 65% dari luas wilayah Kabupaten Supiori. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan hutan suaka alam sebesar 38.517 ha, kawasan hutan lindung sebesar 4.689 ha, dan kawasan hutan produksi 2.178 ha (Analisis SIG, 2006).
Berdasarkan kondisi dan status kawasan di wilayah Kabupaten Supiori tersebut diatas, maka mudah dipahami apabila wilayah ini dikategorikan sebagai wilayah yang rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan akibat pembangunan. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten baru ini, maka laju pembangunan juga akan menjadi semakin meningkat. Kebutuhan lahan bagi pembangunan berbagai prasarana ekonomi seperti perumahan, perkantoran dan berbagai fasilitas umum lainnya akan segera diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan yang memerlukan lahan untuk berbagai kegiatan usaha seperti tanaman pangan, holtikultura, tanaman industri, perkebunan, pemeliharaan ternak dan lain sebagainya. Peningkatan kebutuhan lahan bagi pembangunan ini akan menjadi ancaman terhadap kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.
Kelestarian berbagai fauna dan flora endemik/spesifik lokal seperti burung kakak tua raja jambul merah, kakak tua hitam jambul kuning, cenderawasih, kuskus dan berbagai jenis reptil, anggrek hitam dan berbagai spesias fauna dan flora lainnya akan terancam punah demikian pula dengan kelestarian terumbu karang, padang lamun, estuaria, dan ekosistem manggove akan mengalami ganguan yang serius. Menyadari potensi dampak lingkungan hidup yang begitu luas yang dapat timbul dari pembangunan di Kabupaten Supiori kedepan maka perlu adanya sosialisasi pihak pemerintah kepada masyarakat terhadap pengaruh pembangunan pada sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Supiori.
Kondisi tanah pada umumnya merupakan perkembangan dari bahan induk dengan struktur batu kapur. Kondisi tanah yang saat ini cukup baik bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Sebagian tanah lainnya merupakan tanah yang cukup subur dan potensial untuk berbagai usaha tani, baik tanaman holtikultura, tanaman perkebunan maupun tanaman industri dan lain-lain.
Kondisi iklim, khususnya curah hujan cukup baik untuk mendukung usaha pertanian di daerah ini. Menurut klasifikasi smith dan fergusson iklim di Kabupaten Supiori termasuk tipe A/B dengan bulan basah terjadi selama 6 (enam) bulan, bulan lembab selama 4 (empat) bulan dan bulan kering selama 2 (dua) bulan.
Menurut peta kawasan hutan dan wilayah perairan Provinsi papua, sebagian besar wilayah ini merupakan kawasan hutan suaka alam. Didaerah ini terdapat kawasan hutan seluas 45.384 ha atau sekitar 65% dari luas wilayah Kabupaten Supiori. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan hutan suaka alam sebesar 38.517 ha, kawasan hutan lindung sebesar 4.689 ha, dan kawasan hutan produksi 2.178 ha (Analisis SIG, 2006).
Berdasarkan kondisi dan status kawasan di wilayah Kabupaten Supiori tersebut diatas, maka mudah dipahami apabila wilayah ini dikategorikan sebagai wilayah yang rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan akibat pembangunan. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten baru ini, maka laju pembangunan juga akan menjadi semakin meningkat. Kebutuhan lahan bagi pembangunan berbagai prasarana ekonomi seperti perumahan, perkantoran dan berbagai fasilitas umum lainnya akan segera diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan yang memerlukan lahan untuk berbagai kegiatan usaha seperti tanaman pangan, holtikultura, tanaman industri, perkebunan, pemeliharaan ternak dan lain sebagainya. Peningkatan kebutuhan lahan bagi pembangunan ini akan menjadi ancaman terhadap kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.
Kelestarian berbagai fauna dan flora endemik/spesifik lokal seperti burung kakak tua raja jambul merah, kakak tua hitam jambul kuning, cenderawasih, kuskus dan berbagai jenis reptil, anggrek hitam dan berbagai spesias fauna dan flora lainnya akan terancam punah demikian pula dengan kelestarian terumbu karang, padang lamun, estuaria, dan ekosistem manggove akan mengalami ganguan yang serius. Menyadari potensi dampak lingkungan hidup yang begitu luas yang dapat timbul dari pembangunan di Kabupaten Supiori kedepan maka perlu adanya sosialisasi pihak pemerintah kepada masyarakat terhadap pengaruh pembangunan pada sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Supiori.
Letak dan Luas Wilayah
Wilayah Kabupaten Supiori Provinsi Papua terletak pada koordinat 0 55’ 54” lintang utara - 1 31’ lintang selatan dan 134 47’- 136 48’ bujur timur. Luas wilayah daratan Kabupaten Supiori Provinsi Papua adalah 572 km2.
Secara Administrasi Pemerintahan Daerah
Kabupaten Supiori terdiri dari:Wilayah Kabupaten Supiori Provinsi Papua terletak pada koordinat 0 55’ 54” lintang utara - 1 31’ lintang selatan dan 134 47’- 136 48’ bujur timur. Luas wilayah daratan Kabupaten Supiori Provinsi Papua adalah 572 km2.
1. Distrik Supiori Timur, luas wilayah 79
Km2 terdiri dari 10 Desa/Kampung: Yawerma , Wombonda, Marsram, Duber, Sauyas , Wafor, Sorendiweri,
Waryesi, Douwbo dan Syurdori
2. Distrik Supiori Utara, luas wilayah 72 Km2 terdiri dari 5 Desa/Kampung: Warsa , Puweri, Warbor, Kobari jaya dan Fanjur
2. Distrik Supiori Utara, luas wilayah 72 Km2 terdiri dari 5 Desa/Kampung: Warsa , Puweri, Warbor, Kobari jaya dan Fanjur
3. Distrik Supiori Barat, luas wilayah 177
Km2 terdiri dari 7 Desa/Kampung: Mapia , Masyai, Napisndi, Amyas , Wayori, Koryakam dan Waryei
4. Distrik Supiori Selatan, luas wilayah 108 Km2 terdiri dari 7 Desa/Kampung: Biniki, Maryaidori, Warbefondi, Fanindi, Awaki, Odori dan Didiabolo
5. Distrik Kepulauan Aruri, luas wilayah 136 Km2 terdiri dari 9 Desa/Kampung: Imbirsbari, Wonggeina, Aruri, Yamnaisu, Rayori, Mburwandi, Manggonswan, Insumbrei dan Ineki
4. Distrik Supiori Selatan, luas wilayah 108 Km2 terdiri dari 7 Desa/Kampung: Biniki, Maryaidori, Warbefondi, Fanindi, Awaki, Odori dan Didiabolo
5. Distrik Kepulauan Aruri, luas wilayah 136 Km2 terdiri dari 9 Desa/Kampung: Imbirsbari, Wonggeina, Aruri, Yamnaisu, Rayori, Mburwandi, Manggonswan, Insumbrei dan Ineki
Kabupaten Supiori meliputi seluruh pulau
Supiori dan pulau-pulau kecil lainnya dibagian selatan, barat dan utara
sebanyak kurang lebih 27 pulau dengan luas total 572 km2 yang terbagi menjadi 2
(dua) gugus kepulauan meliputi;
(1) Gugus kepulauan befondi, yang terdiri
dari: kepulauan mapia, kepulauan miosbefondi,
(2) Gugus kepulauan sowek, terdiri dari
pulau rani, pulau insumbabi, teluk odori, pulau aruri, sowek, ineki, wonggeina
dan imbirsbari.
Kelerengan
Wilayah Kabupaten Supiori di dominasi oleh kelerengan yang curam hingga sangat curam dan hanya sebagian kecil yang datar hingga landai. Kelas lereng yang sangat curam (>40%) mendominasi wilayah Kabupaten Supiori dengan luas areal 40.393 ha atau 57,35% kelerengan sedang sampai curam (15-40%) menempati areal seluas 12.251 ha (17,40%) dan areal datar sampai landai (0-15%) seluas 17.780 ha (25,25%).
Wilayah Kabupaten Supiori di dominasi oleh kelerengan yang curam hingga sangat curam dan hanya sebagian kecil yang datar hingga landai. Kelas lereng yang sangat curam (>40%) mendominasi wilayah Kabupaten Supiori dengan luas areal 40.393 ha atau 57,35% kelerengan sedang sampai curam (15-40%) menempati areal seluas 12.251 ha (17,40%) dan areal datar sampai landai (0-15%) seluas 17.780 ha (25,25%).
Jenis Tanah
Wilayah Kabupaten Supiori Provinsi Papua di dominasi oleh jenis tanah latosol dan aluvial, dan sebagian kecil berjenis tanah meditran, litosol dan podsolik. Tanah ini berbentuk dari batuan induk batu karang, yang dalam perkembangannya membentuk tanah berbatu kapur. Jenis batuan bahan induk inilah yang mewarnai jenis tanaman dan kehidupan diatasnya.
Wilayah Kabupaten Supiori Provinsi Papua di dominasi oleh jenis tanah latosol dan aluvial, dan sebagian kecil berjenis tanah meditran, litosol dan podsolik. Tanah ini berbentuk dari batuan induk batu karang, yang dalam perkembangannya membentuk tanah berbatu kapur. Jenis batuan bahan induk inilah yang mewarnai jenis tanaman dan kehidupan diatasnya.
Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Supiori sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketinggian tempat, vegetasi/hutan, dan berbagai faktor lainnya. Intensitas curah hujan sebesar 3.214 mm/tahun dan jumlah hari hujan dalam setahun sebanyak 219 hari. Data intensitas curah hujan dari hari hujan.
Menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, iklim di Kabupaten Supiori termasuk tipe A/B yang didominasi oleh Bulan basah dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm perbulan. Curah hujan bulanan rata-rata di Kabupaten Supiori tercatat sebesar 204,57 mm/bulan. Penyebaran intensitas curah hujan ini relatif merata pada setiap bulan dengan intensitas curah hujan bulan terendah terjadi pada bulan oktober dengan curah hujan sebesar 76,2 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan Maret dengan intensitas curah hujan sebesar 310,0 mm dan 365,2 mm.
Pada kondisi curah hujan seperti ini akan sangat membantu dalam usaha pertanian, tetapi juga sekaligus dapat menjadi pemicu terjadinya bencana banjir, erosi, longsor dan lain-lain.
Kondisi iklim di Kabupaten Supiori sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketinggian tempat, vegetasi/hutan, dan berbagai faktor lainnya. Intensitas curah hujan sebesar 3.214 mm/tahun dan jumlah hari hujan dalam setahun sebanyak 219 hari. Data intensitas curah hujan dari hari hujan.
Menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, iklim di Kabupaten Supiori termasuk tipe A/B yang didominasi oleh Bulan basah dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm perbulan. Curah hujan bulanan rata-rata di Kabupaten Supiori tercatat sebesar 204,57 mm/bulan. Penyebaran intensitas curah hujan ini relatif merata pada setiap bulan dengan intensitas curah hujan bulan terendah terjadi pada bulan oktober dengan curah hujan sebesar 76,2 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan Maret dengan intensitas curah hujan sebesar 310,0 mm dan 365,2 mm.
Pada kondisi curah hujan seperti ini akan sangat membantu dalam usaha pertanian, tetapi juga sekaligus dapat menjadi pemicu terjadinya bencana banjir, erosi, longsor dan lain-lain.
Penutupan Lahan
Penutupan lahan di Kabupaten Supiori Provinsi Papua didominasi oleh hutan tropika basah yang kaya dengan species-species tumbuhan. Jenis vegetasi yang banyak ditemui di daerah ini adalah kayu besi (Instia bijuga), Matoa, Kayu Cina, damar hutan, ketapang hutan, cemara papua dan lain-lain. Lahan yang cukup sesuai dengan kegiatan pertanian di Kabupaten Supiori Provinsi Papua tercatat seluas 3.503 ha. Lahan ini tersebar di 3 (tiga) distrik dan yang terluas di distrik supiori utara, disusul oleh supiori timur dan supiori selatan.
Semua jenis penutupan lahan ini menyebar merata pada ketiga distrik di Kabupaten Supiori. Hutan lahan kering primer menempati areal terluas yaitu 55.350 ha atau 78,60% dari luas total areal Kabupaten Supiori (didominasi oleh cagar alam), sisanya 21,4% terdiri atas hutan lahan kering sekunder, semak belukar, manggrove dan pertanian lahan kering.
Penutupan lahan di Kabupaten Supiori Provinsi Papua didominasi oleh hutan tropika basah yang kaya dengan species-species tumbuhan. Jenis vegetasi yang banyak ditemui di daerah ini adalah kayu besi (Instia bijuga), Matoa, Kayu Cina, damar hutan, ketapang hutan, cemara papua dan lain-lain. Lahan yang cukup sesuai dengan kegiatan pertanian di Kabupaten Supiori Provinsi Papua tercatat seluas 3.503 ha. Lahan ini tersebar di 3 (tiga) distrik dan yang terluas di distrik supiori utara, disusul oleh supiori timur dan supiori selatan.
Semua jenis penutupan lahan ini menyebar merata pada ketiga distrik di Kabupaten Supiori. Hutan lahan kering primer menempati areal terluas yaitu 55.350 ha atau 78,60% dari luas total areal Kabupaten Supiori (didominasi oleh cagar alam), sisanya 21,4% terdiri atas hutan lahan kering sekunder, semak belukar, manggrove dan pertanian lahan kering.
Flora dan Fauna
Keadaan flora dan fauna di Kabupaten
Supiori cukup beragam. Jenis flora endemik yang banyak dijumpai di Kabupaten
Supiori terdiri atas jenis pohon-pohonan dan berbagai jenis anggrek.
Jenis pohon hutan yang potensial yaitu merbau, matoa, kayu cina/ damar, ketapang hutan, manggustan, pandanus (pohon buah merah), dan berbagai jenis bambu. Berbagai jenis anggrek dapat ditemukan dalam hutan termasuk jenis anggrek hitam yang dilindungi. Tanaman perkebunan yang dikembangkan oleh penduduk antara lain kelapa sawit, durian, rambutan, langsat, cempedak, kakao dan kelapa. Selain itu penduduk mengusahakan tanaman pinang dan siri untuk keperluan makan siri, dan tanaman sagu sebagai bahan makanan. Tanaman semusim yang banyak di kembangkan sebagai bahan makanan adalah keladi, ubi jalar dan singkong, sedangkan tanaman musiman yang banyak dikembangkan yaitu pisang dan nenas.
Jenis pohon hutan yang potensial yaitu merbau, matoa, kayu cina/ damar, ketapang hutan, manggustan, pandanus (pohon buah merah), dan berbagai jenis bambu. Berbagai jenis anggrek dapat ditemukan dalam hutan termasuk jenis anggrek hitam yang dilindungi. Tanaman perkebunan yang dikembangkan oleh penduduk antara lain kelapa sawit, durian, rambutan, langsat, cempedak, kakao dan kelapa. Selain itu penduduk mengusahakan tanaman pinang dan siri untuk keperluan makan siri, dan tanaman sagu sebagai bahan makanan. Tanaman semusim yang banyak di kembangkan sebagai bahan makanan adalah keladi, ubi jalar dan singkong, sedangkan tanaman musiman yang banyak dikembangkan yaitu pisang dan nenas.
Jenis fauna yang banyak ditemukan umumnya
jenis endemik lokal seperti kuskus, babi hutan dan tikus hutan. Jenis burung
yang banyak ditemukan adalah burung mahkota, cenderawasih biak, kakak tua
putih, mambruk, nuri hijau/merah, nuri kepala hitam, kumkum dan lain-lain.
Sebagian dari jenis endemik tersebut termasuk jenis yang di lindungi.
Berbagai jenis ikan yang terdapat di perairan
supiori yaitu ; ikan hiu, pari, napoleon, cakalang, kerapu dan berbagai jenis
ikan karang seperti baronang, ikan merah, bawal, sunu, ikan batu, kerang, lola,
batu laga dan lain-lain. Selain itu terdapat berbagai jenis udang dan lobster.
Di pulau Mapia terdapat banyak penyu dan ikan tenggiri. Bilamana potensi
perairan ini dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai ekonomi yang cukup
tinggii bagi kabupaten supiori.
Penggunaan Lahan
Kawasan hutan didaerah Kabupaten Supiori
dibagi menjadi 4 fungsi kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi, kawasan
suaka alam (cagar alam) dan kawasan lainnya. Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang kehutanan, kawasan-kawasan hutan tersebut
memiliki pendefenisian tersendiri.
Potensi sumberdaya hutan didasarkan pada
SK. Menthutbun No.891/KPTS-II/1999, kawasan hutan lindung mempunyai luas yang
paling besar yaitu sebesar 123.436,89 Ha (42,33 dari luas wilayah hutan) dan
menempati urutan berikutnya adalah kawasan hutan produksi terbatas seluas
54.648,83 Ha (18,74% dari luas wilayah hutan), kawasan hutan konservasi seluas
45,148,96 Ha (15,46% dari luas wilayah hutan) areal penggunaan lain seluas
34.500,23 Ha (11,83%) dan hutan produksi seluas 33.860.83 Ha (11,61% dari luas
wilayah hutan).
Hutan konservasi terdiri dari cagar alam
kabupaten supiori terletak di supiori selatan dan supiori utara dan berdasarkan
hasil tata batas panjang 159,14 km, luas 41,990 Ha dengan SK Penetapan
No.026/Kpts-II/1988 tanggal 11 Januari 1988.
Atas dasar tersbut, maka diperlukan adanya
perlindungan terhadap kawasan hutan lindung, kawasan hutan konservasi serta
pengawasan terhadap pengelolaan kawasan hutan produksi supaya produktifitas
kayu stabil atau mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun
dengan tujuan untuk menopang kesejahteraan masyarakat dan tetap terjaganya
kelestarian alam.
Lingkungan Biofisik
Kondisi lingkungan hidup ekosistem pulau
supiori secara umum masih cukup baik. Wilayah daratan Kabupaten Supiori dengan
luas 704,24 km2 ini terdiri dari 45.348 ha (64%) kawasan hutan dan 25.040 ha
(36%) untuk penggunaan pemukiman, pertanian dan hutan rakyat. Kondisi kawasan
hutan, secara keseluruhan juga masih cukup baik.
Kondisi peruntukan lahan di Kabupaten
Supiori menunjukkan bahwa lebih dari 61% wilayah ini merupakan kawasan hutan
tutupan, baik untuk kepentingan pelestarian alam maupun untuk sistem penyanggah
kehidupan dan hanya sekitar 27.218 ha (39%) yang diperuntukkan bagi kegiatan
produktif dilihat dari segi topografi, erodibilitas dan erosivitas maka pola
penutupan dan penggunaan lahan ini cukup baik. Dengan proporsi penggunaan lahan
seperti ini, maka kondisi lingkungan hidup diharapkan akan dapat lestari.
Lingkungan Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk di Kabupaten Supiori tercatat
sebanyak 19.182 jiwa. Penduduk tersebar di lima Distrik yang ada, masing-masing
6.050 jiwa di Distrik Supiori Timur, 1.894 di Distrik Supiori Utara, 2.241 di
Distrik Supiori Barat, 3.495 di Distrik Supiori Selatan dan 5.502 di Distrik
Kepulauan Aruri. Penduduk pada umumnya bermukim di daerah sepanjang pesisir
pantai, baik di pantai utara, pantai selatan, pantai barat dan pantai timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar