Jumat, 16 Agustus 2019

Calon Ibukota Negara Republik Indonesia di Kalimantan


Menyongsong Ulang Tahun Emas Republik Indonesia
7 Kota Alternatif Calon Ibukota Negara di Kalimantan


Rencana pemindahan Ibukota Negara di Pulau Kalimantan akan segera direalisasikan, berikut ini beberapa wilayah yang mungkin bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk menjadi lokasi ibukota baru dengan berbagai aspek yang perlu diperhatikan:
  1. Merdeka Buana – Kalimantan Timur
  2. Kerta Bumi – Kalimantan Timur
  3. Mandala Pura – Kalimantan Selatan
  4. Takaras Jaya – Kalimantan Tengah
  5. Cempaka Mulia – Kalimantan Tengah
  6. Ponco Mulyo – Kalimantan Tengah
  7. Tanjung Pura Baru – Kalimantan Barat

Berikut ulasan mengenai daerah-daerah tersebut:

1. Merdeka BUANA

Lokasi Merdeka Buana adalah sekitar Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, dengan pusatnya di Desa Sungai Merdeka dan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kab. Kutai Kartanegara. Wilayah ini berada di poros jalan raya Balikpapan – Samarinda.
Dari segi infrastruktur, wilayah ini sangat mendukung karena sudah ada pelabuhan internasional dan bandara Internasional di Balikpapan, juga ada bandara di Samarinda. Disamping itu juga sedang tahap penyelesaian pembangunan tol Samarinda – Balikpapan yang ditargetkan selesai akhir tahun 2019.
Dari segi lahan, wilayah ini mempunyai lahan yang luas, tetapi lahan tersebut berada dalam area hijau dan konservasi yaitu Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, maka jika ditetapkan sebagai calon ibukota, maka mau tidak mau akan mengurangi lahan konservasi yang ada. Hal inilah yang amat disayangkan oleh para pecinta lingkungan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini cenderung ke timur pulau Kalimantan, sehingga hanya wilayah bagian timur dan selatan Kalimantan yang akan terkatrol jika ibukota Negara berada disini. Sedangkan wilayah tengah dan barat mungkin akan terpinggirkan, karena aksesnya yang terlalu jauh dari ibukota.
Dari segi nama, Merdeka Buana bisa dipakai sebagai nama ibukota, atau nama alternatif yang bisa digunakan adalah Kota Merdeka, Merdeka Pura, atau Bumi Merdeka.  

2. Kerta bumi

Lokasi Kertabumi adalah berada di sekitar Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, dengan pusatnya di Desa Kerta Bumi. Dari segi infrastruktur, sudah ada pelabuhan dan bandara di Tanah Grogot, ibukota Kab. Paser, tapi masih perlu dibangun dan dikembangkan lagi karena pelabuhan dan bandaranya masih kecil.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, tetapi harus menata kembali pemukiman dan memberdayakan warga yang sudah ada, sehingga nantinya warga yang berada di wilayah tersebut juga tidak merasa terpinggirkan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di pertigaan jalan raya yang menjadi pertemuan poros Banjarmasin – Balikpapan dan Palangkaraya – Balikpapan. Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Timur, Selatan dan Tengah Kalimantan akan bisa berkembang. Hanya wilayah Barat yang mungkin akan merasa terpinggirkan.
Dari segi nama, Kerta Bumi bisa dipakai sebagai nama ibukota, yang bermakna “pusat kota (pemerintahan) di bumi” atau nama alternatif yang bisa digunakan adalah Kertabuana.

3. Mandala Pura
Lokasi Mandala Pura berada di sekitar kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru dan Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan pusatnya di antara Desa Mandala (Kelumpang Hilir) dan Desa Manunggal (Karang Bintang).
Dari segi infrastruktur, sudah ada bandara dan pelabuhan di Kotabaru dan Barulicin, tapi masih skala kecil dan perlu dikembangkan dan dilengkapi fasilitasnya. Juga sudah ada jalan raya nasional poros Banjarmasin - Batulicin - Balikpapan.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, tetapi harus menata kembali pemukiman dan memberdayakan warga yang sudah ada, sehingga nantinya warga yang berada di wilayah tersebut juga tidak merasa terpinggirkan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di jalan nasional poros Banjarmasin – Balikpapan - Samarinda. Juga ada akses jalan ke Kandangan – Palangkaraya walaupun statusnya perlu ditingkatkan menjadi jalan nasional. Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Timur, Selatan dan Tengah Kalimantan akan bisa berkembang. Hanya wilayah Barat yang mungkin akan merasa terpinggirkan.
Dari segi nama, Mandala Pura bisa dipakai sebagai nama ibukota, yang bermakna “kota kemenangan/perjuangan” atau nama alternatif yang bisa digunakan adalah Manunggal Raya (persatuan yang besar).

4. Takaras Jaya

Lokasi Takaras Jaya adalah di wilayah “segitiga emas” yaitu antara Kec. Manuhing (Gunung Mas), Kec. Rakumpit (Palangkaraya) dan Kec. Pulau Malan (Katingan). Dengan pusatnya di Desa Takaras, Kec. Manuhing (Gunung Mas).
Dari segi infrastruktur, wilayah ini dekat dengan kota Palangkaraya yang menjadi ibukota Kalimantan Tengah, dan ada bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya). Tapi karena berada di pedalaman Kalimantan, wilayah ini sangat jauh dari pelabuhan. Pelabuhan terdekat ada di Pulang Pisau dan Sampit yang jaraknya kurang lebih 150 km. Sehingga aktivitas kemaritiman mungkin perlu dibangun jalan tol untuk kelancaran akses ke pelabuhan. Karena sebagai negara maritime, maka ibukota negara seharusnya tidak jauh dari laut atau pelabuhan.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, bahkan mempunyai lahan yang paling luas dibandingkan calon ibukota yang lain, dan tidak berada di wilayah konservasi.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di titik tengah pulau Kalimantan. Berada di utara jalan nasional poros Pangkalan Bun - Sampit - Palangka Raya - Banjarmasin (Kalsel). Ada akses ke Kalimantan Timur melalui Palangka Raya – Tanjung (Tabalong) – Balikpapan maupun melalui Palangka Raya – Kuala Kurun (Gunung Mas) – Purukcahu (Murung Raya) – Sendawar (Kutai Barat) – Tenggarong – Samarinda (Kaltim). Juga ada akses ke Kalimantan Barat melalui Sampit – Melawi – Sintang – Sanggau – Pontianak (Kalbar). Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Timur, Selatan, Tengah dan Barat akan bisa berkembang semua.
Dari segi nama, Takaras Jaya bisa dipakai sebagai nama ibukota, tapi mungkin nama tersebut adalah bahasa dayak dan kurang menusantara, maka bisa dicari alternatif nama lain yang lebih menusantara. atau nama alternatif yang bisa digunakan adalah Fajar Harapan (nama salah satu desa di Kecamatan Manuhing), atau nama baru yang lain.

5. Cempaka Mulia

Lokasi Cempaka Mulia adalah sekitar Kecamatan Cempaga, Kab. Kotawaringin Timur, dengan pusatnya di Desa Cempaka Mulia Barat dan Timur. Berada di lintasan jalan nasional poros Sampit - Palangka Raya. Dari segi infrastruktur, dekat dengan kota Sampit (ibukota Kotawaringin Timur), sudah ada bandara dan pelabuhan yang sedang tapi masih perlu dikembangkan lagi fasilitas dan kapasitasnya. Pelabuhan Sampit sendiri sudah melayani rute pelayaran rutin ke Semarang dan Surabaya di Pulau Jawa.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, tetapi harus menata kembali pemukiman dan memberdayakan warga yang sudah ada, sehingga nantinya warga yang berada di wilayah tersebut juga tidak merasa terpinggirkan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di tengah pulau Kalimantan. Berada di utara jalan nasional poros Pangkalan Bun - Sampit - Palangka Raya - Banjarmasin (Kalsel). Ada akses ke Kalimantan Timur melalui Palangka Raya – Tanjung (Tabalong) – Balikpapan maupun melalui Palangka Raya – Kuala Kurun (Gunung Mas) – Purukcahu (Murung Raya) – Sendawar (Kutai Barat) – Tenggarong – Samarinda (Kaltim). Juga ada akses ke Kalimantan Barat melalui Sampit – Melawi – Sintang – Sanggau – Pontianak (Kalbar). Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Timur, Selatan, Tengah dan Barat akan bisa berkembang semua.
Dari segi nama, Cempaka Mulia bisa dipakai sebagai nama ibukota, yang bermana “bunga cempaka yang mulia dan harum”, atau mencari alternatif nama baru yang lain.

6. Ponco mulyo

Lokasi Poncomulyo adalah sekitar Kecamatan Pangkalan Banteng, Kab. Kotawaringin Barat, dengan pusatnya di desa Sidomulyo atau Poncomulyo. Berada di lintasan jalan nasional poros Pangkalan Bun - Sampit. Dari segi infrastruktur, dekat dengan kota Pangkalan Bun (ibukota Kotawaringin Barat), sudah ada bandara dan pelabuhan yang sedang tapi masih perlu dikembangkan lagi fasilitas dan kapasitasnya. Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun sendiri sudah melayani rute pelayaran rutin ke Jakarta dan Semarang di Pulau Jawa.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, tetapi harus menata kembali pemukiman dan memberdayakan warga yang sudah ada, sehingga nantinya warga yang berada di wilayah tersebut juga tidak merasa terpinggirkan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di tengah pulau Kalimantan. Berada di lintasan jalan nasional poros Pangkalan Bun - Sampit - Palangka Raya - Banjarmasin (Kalsel). Ada akses ke Kalimantan Timur melalui Palangka Raya – Tanjung (Tabalong) – Balikpapan maupun melalui Palangka Raya – Kuala Kurun (Gunung Mas) – Purukcahu (Murung Raya) – Sendawar (Kutai Barat) – Tenggarong – Samarinda (Kaltim). Juga ada akses ke Kalimantan Barat melalui Sampit – Melawi – Sintang – Sanggau – Pontianak (Kalbar). Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Timur, Selatan, Tengah dan Barat akan bisa berkembang semua.
Dari segi nama, Ponco Mulyo bisa dipakai sebagai nama ibukota, yang bermana “lima kemuliaan”, nama ini bisa disinergikan dengan falsafah negara yaitu Pancasila, atau alternatif nama lain Jayamulya (nama desa atau wilayah terdekat), atau Kotawaringin Baru (mengambil nama besar kerajaan) atau mencari alternatif nama yang lain. Selain itu, dengan menjadikan Poncomulyo sebagai ibukota, maka bisa mengembangkan lokasi dan peninggalan Kerajaan Kotawaringin sebagai destinasi yang bisa menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

7. Tanjung Pura Baru

Lokasi Tanjung Pura Baru atau “New Tanjung Pura (NTP)” adalah sekitar Kecamatan Nangatayap, Kab. Ketapang, dengan pusatnya di desa Lembah Hijau 1-2, Sepakat Jaya, Tangatayap. Berada di lintasan jalan nasional poros Pontianak – Pangkalan Bun. Dari segi infrastruktur, dekat dengan kota Ketapang, sudah ada bandara dan pelabuhan yang sedang tapi masih perlu dikembangkan lagi fasilitas dan kapasitasnya. Pelabuhan Ketapang sendiri sudah melayani rute pelayaran rutin ke Jakarta di Pulau Jawa.
Dari segi lahan, wilayah ini juga mempunyai lahan yang luas dan cukup untuk ibukota baru, tetapi harus menata kembali pemukiman dan memberdayakan warga yang sudah ada, sehingga nantinya warga yang berada di wilayah tersebut juga tidak merasa terpinggirkan.
Dari segi konektivitas, wilayah ini berada di barat pulau Kalimantan. Berada di lintasan jalan nasional poros Pontianak (Kalbar) - Pangkalan Bun - Sampit - Palangka Raya - Banjarmasin (Kalsel). Akses ke Kalimantan Timur melalui Palangka Raya – Tanjung (Tabalong) – Balikpapan maupun melalui Palangka Raya – Kuala Kurun (Gunung Mas) – Purukcahu (Murung Raya) – Sendawar (Kutai Barat) – Tenggarong – Samarinda (Kaltim). Sehingga jika menjadi ibukota, maka konektivitas antara wilayah Barat dan Tengah yang akan berkembang, sedangkan wilayah Selatan dan Timur akan merasa terpinggirkan.
Dari segi nama, Tanjung Pura Baru (New Tanjung Pura) bisa dipakai sebagai nama ibukota, mengambil nama besar Kerajaan Tanjung Pura yang pernah berjaya di Kalimantan dan wilayahnya hampir meliputi sebagian besar Kalimantan. Selain itu, dengan menjadikan Tanjung Pura Baru sebagai ibukota, maka bisa mengembangkan lokasi dan peninggalan Kerajaan Tanjung Pura sebagai destinasi yang bisa menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Dari 7 alternatif calon ibukota negara kesatuan Republik Indonesia tersebut, mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk memilih lokasi yang tepat untuk Ibukota Negara. Yang perlu diperhatikan, bahwa ibukota negara harus dipersiapkan dengan sempurna agar bisa berhasil sebagaimana pemindahan ibukota negara-negara lain yang telah sukses, diantaranya:
- Amerika Serikat, dari New York ke Washington DC
- Australia, dari Sidney pindah ke Canberra
- Brasil, dari Rio de Janeiro ke Brasilia City
- Pakistan, dari Karachi ke Pakistan

Mari sebagai warga negara Indonesia yang baik, berikan tanggapan terbaik anda dan bersama kita dukung impian pemerintah untuk menjadikan Indonesia yang Maju, Adil dan Makmur.

Selamat Hari Ulang Tahun (HUT) ke 74 negaraku. Jayalah Indonesiaku !!!!!

2 komentar:

  1. Kertabumi.... Sepertinya lebih pas jadi ibukota karena letaknya dipertigaan (pertemuan) jalur antara 3 ibukota provinsi, yaitu Samarinda (Kalimantan Timur) disebelah utara, Banjarmasin (Kalimantan Selatan) disebelah selatan, dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah) disebelah barat.
    Selain itu, letaknya dekat Selat Makassar (ALKI II) dan posisinya tidak terlalu ke Utara, sehingga akses keep laut Jawa juga tidak terlalu jauh. Letaknya juga tidak terlalu jauh dari Kota Balikpapan.
    Karena letaknya di Kalimantan Timur dan berbatasan dengan Kalimantan Selatan dan Tengah, maka akan ada pemerataan pembangunan di jalur antara tiga ibukota provinsi tersebut.

    BalasHapus
  2. Selamat....akhirnya MERDEKA BUANA jadi lokasi ibukota pemerintahan NKRI yang baru. Letaknya di Kecamatan Sepaku (Kab. Penajam Paser Utara) dan Kecamatan Samboja (Kab. Kutai Kartanegara). Klo untuk nama MERDEKA BUANA sudah oke deh. Usulan saya nantinya daerah ini menjadi Daerah Khusus Pusat Pemerintahan (DKPP) Merdeka Buana yang meliputi Kota Administratif Merdeka Buana (Sepaku & Samboja) ditambah Kota Balikpapan & Kabupaten Penajam. Sementara Jakarta tetap menjadi DKI dengan kepanjangan baru "Daerah Khusus Internasional" sebagai pusat bisnis dan perdagangan internasional. Semoga kelak "Merdeka Buana" menjadi seperti "Washington DC"nya Indonesia. Jayalah Indonesiaku.

    BalasHapus

Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan Resmi Menjadi Provinsi Otonom

  JAKARTA (25/07/2022) - Pada tanggal 25 Juli 2022 telah disahkan tiga Undang-Undang (UU) terkait pembentukan provinsi baru di Papua, yaitu ...