JAKARTA dan laut merupakan dua hal yang selalu berkaitan. Sebagai salah
satu gerbang utama yang menghubungkan perdagangan Timur dan Barat, Jakarta
masih memperlihatkan sisi-sisi masa lalunya sebagai Kota Maritim kepada
wisatawan.
Pada awalnya, Jakarta ditetapkan sebagai Pelabuhan Sunda Kelapa oleh
Kerajaan Hindu-Sunda sekitar abad ke-5. Pelabuhan ini dirancang dan dibangun
untuk mengembangkan semangat perdagangan kerajaan.
Pelabuhan Sunda Kelapa segera berkembang dan menarik perhatian
negara-negara Barat, termasuk Belanda, Portugis, dan Inggris. Sampai saat ini,
pengaruh penjajahan Belanda masih dapat Anda lihat pada arsitektur bangunan
yang tersisa.
Yang sering terlewat oleh para wisatawan adalah Pelabuhan Sunda Kelapa
yang berada di mulut Sungai Ciliwung. Pelabuhan ini bisa jadi merupakan
pelabuhan terakhir di dunia yang masih memiliki armada perdagangan dengan
tenaga angin.
Anda dapat berjalan di antara kapal-kapal pinisi tradisional dan kapal
kayu sederhana yang kokoh. Ini semua
akan membawa wisatawan berada bak di Eropa hingga Afrika. Kemudian, Anda dapat
menikmati pemandangan dari atas Menara Syahbandar.
Ada pula pasar ikan yang berada di ujung pelabuhan Sunda Kelapa. Kini,
pasar ikan tidak hanya menjual ikan, tetapi juga menjual berbagai macam barang.
Walau begitu, setiap harinya nelayan masih datang untuk menjual hasil
tangkapannya. Jika ingin pergi ke sini, ada baiknya lebih pagi sebelum matahari
mulai menyengat sehingga Anda akan mendapatkan ikan yang segar. Di dekat pasar
ikan, Anda dapat melihat rumah panggung tradisional yang dihuni oleh keluarga
nelayan yang ramah.
Tak jauh dari pasar ikan, terdapat gudang penyimpanan Hindia Belanda.
Saat ini, gedung tersebut dijadikan museum yang dikenal dengan Museum Bahari.
Ketika berada dalam museum, Anda akan terbawa ke masa lalu dan memahami
pentingnya perhubungan laut dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Museum ini
dipenuhi koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kapal dan kehidupan maritim
Indonesia.
Selesai ke daerah pelabuhan, Anda dapat menuju Kota Tua. Kota Tua
merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik. Di sini, Anda dapat melihat
pengaruh Hindia Belanda dari arsitektur bangunan. Saat ini, Kota tua sering digunakan
sebagai lokasi calon pengantin untuk foto prewedding.
Di sekeliling Kota tua, Anda akan menemukan beberapa museum, seperti
Museum Sejarah Jakarta yang di bagian luarnya berdiri meriam dinamakan si
Jagur. Konon, meriam ini dapat meningkatkan kesuburan bagi wanita yang
menyentuhnya. Selain itu, ada Museum Wayang dan Museum Keramik. Di sebelah
barat Museum Fatahillah, Anda dapat menemukan jembatan pasar ayam yang
menghubungkan benteng Belanda dan Inggris. Namun saat ini, jembatan tersebut
sudah tidak dioperasikan lagi.
Untuk mengakhiri wisata di dalam Kota Jakarta, maka Anda harus
mengunjungi Monas atau Monumen Nasional. Monumen yang bagian puncaknya dilapisi
emas murni ini merupakan salah satu landmark Kota Jakarta. Monumen yang berdiri
di atas Lapangan Merdeka ini sudah ada sejak 1960. Dahulu, monumen ini dibangun
untuk menghormati kemerdekaan Indonesia, namun kini, monumen ini berdiri untuk
mengingatkan warga Jakarta akan sejarah kotanya yang multikultural. (Adhia
Azkapradhani )
Sumber: okezone.com Sabtu, 8 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar